Monday 23 April 2012

Peranan Guru dalam Proses Pendidikan

Efektiviti dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peranan guru. Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan bahawa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal ialah dapat berperanan sebagai :

Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan atau kematangan.

Inovator  (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan.

Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada pelajar.

Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam peribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran pelajar.

Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang merancang dan melaksanakannya) maupun secara moral (kepada sasaran pelajar, serta Tuhan yang menciptakannya).

Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peranan guru dalam proses pembelajaran kepada murid, yang mencakupi :

Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).;

Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam erti demokratik & humanistik (kemanusian) selama proses berlangsung (during teaching problems).

Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

Selanjutnya, dalam konteks proses P&P, peranan guru lagi iaitu sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu mengenal pasti pelajar yang  mengalami kesulitan dalam pembelajaran, melakukan analisa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kelemahannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).

Di lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan tentang perananan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat. Di sekolah, guru berperanan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran pelajar, pengarah pembelajaran dan pembimbing pelajar. Sedangkan dalam keluarga, guru berperanan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperanan sebagai pembina masyarakat (social developer), perantara masyarakat (social inovator), dan agen masyarakat (social agent).

Lebih jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan aktiviti pengajaran dan pentadbiran pendidikan, diri peribadi (self oriented), dan dari sudut pandang psikologis.

Dalam hubungannya dengan aktiviti pembelajaran dan pengurusan pendidikan, guru berperanan sebagai :

Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan;

Wakil masyarakat di sekolah, ertinya guru berperanan sebagai pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan;

Seorang pakar dalam bidangnya, iaitu menguasai bahan yang harus diajarkannya;

Penegak disiplin, iaitu guru harus menjaga agar para pelajar melaksanakan disiplin;

Pelaksanakan pengurusan pendidikan, iaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik;

Pemimpin generasi muda, ertinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan pelajar sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan; dan

Penterjemah kepada masyarakat, iaitu guru berperanan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.

Di pandang dari segi diri-peribadinya (self oriented), seorang guru berperanan sebagai :

Pekerja sosial (social worker), iaitu seorang yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat;

Pelajar dan ilmuwan, iaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya;

Ibu bapa , ertinya guru adalah wakil ibu bapa pelajar bagi setiap pelajar di sekolah;

model keteladanan, ertinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh pelajar;

Menjaga keselamatan bagi setiap murid.  Murid merasakan rasa aman berada dalam didikan dan bimbingan gurunya.

Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai :

Pakar psikologi pendidikan, ertinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik;

Seniman dalam hubungan antara manusia (artist in human relations), artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antara manusia, khususnya dengan para pelajar sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan;

Pembentuk kelompok (group builder), iaitu mampu mambentuk menciptakan kelompok dan aktivitinya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan;

Catalyc agent atau inovator, iaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik;

Petugas kesihatan mental (mental hygiene worker), ertinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesihatan mental para pelajar.

Sementara itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukan dua peranan utama guru dalam pembelajaran iaitu menciptakan keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Yang dimaksud keteraturan di sini mencakupi hal-hal yang berkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti : tata tertib tempat duduk, disiplin pelajar di kelas, interaksi pelajar dengan sesamanya, interaksi pelajar dengan guru, waktu masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain.

Selari dengan keperluan kehidupan global, peranan dan tanggung jawab guru pada masa depan akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran pelajar. Guru di masa akan datang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di alam maya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah muridnya.

Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang amat cepat, ia akan terperuk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari pelajar, ibu bapa maupun masyarakat. Untuk menghadapi tentangan profesionaliti tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Ertinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru perlu memahami konsep pengajaran yang berpusatkan murid.

No comments:

Post a Comment